SKRINING KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DAN SKRINING ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP/MTS SEDERAJAT DAN SMA/SMK/MA SEDERAJAT SE-WILAYAH PUSKESMAS KEBUMEN 1
SKRINING KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DAN SKRINING ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP/MTS SEDERAJAT DAN SMA/SMK/MA SEDERAJAT SE-WILAYAH PUSKESMAS KEBUMEN 1
Pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah merupakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan siswa sebagai salah satu upaya deteksi dini jika siswa memiliki masalah kesehatan. Kegiatan ini merupakan program rutin puskesmas dalam pelayanan kesehatan anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kebumen 1.
Adapun kegiatan skrining anak sekolah meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksaan kesehatan menjadi sangat penting dilakukan karena dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik sejak dini untuk hidup bersih dan sehat yang dapat dimulai dari lingkungan sekolah dan dapat diterapkan dimanapun mereka berada.
Selain skrining kesehatan, juga dilakukan skrining anemia pada remaja putri kelas 7 SMP dan kelas 10 SMA. Skrining Anemia bertujuan untuk deteksi dini anemia pada remaja putri. Anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah rendah atau dibawah normal. Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen untuk diedarkan dari paru-paru ke seluruh tubuh. Anemia dapat diketahui melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin. Nilai normal kadar hemoglobin pada remaja putri yaitu 12 g/dL. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12gr/dL.
Deteksi dini anemia perlu dilakukan untuk mengurangi dampak anemia seperti penurunan kekebalan tubuh, konsentrasi, prestasi dan produktivitas, yang ditandai dengan 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lalai), mudah mengantuk, sulit konsentrasi, sering pusing, mata berkunang-kunang, pucat pada wajah, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
Remaja putri yang anemia beresiko menjadi calon ibu yang anemia. Ibu yang anemia beresiko tinggi mengalami kematian ibu melahirkan, bayi prematur, Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).